N219 PT DI [detik] ☆
Simulator pesawat karya anak bangsa N219 diujicobakan dalam peringatan hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-21 di Stadion Manahan, Solo. Ditargetkan, akhir tahun 2016 pesawat tersebut akan diujicobakan.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengapresiasi karya Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan PT Dirgantara Indonesia. Ia berharap pesawat ini bisa segera diproduksi massal.
"Diharapkan pesawat ini tahun 2017 bisa diproduksi massal. Di akhir 2016 baru diuji coba terbang," katanya di sela-sela puncak peringatan Hakteknas di Stadion Manahan, Solo, Rabu (10/8).
Pesawat N219 diperuntukan sebagai segmen penerbangan perintis. Keunggulan lain selain diproduksi anak bangsa, pesawat ini mudah dioperasikan dan harganya lebih terjangkau.
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, dalam peringatan Hakteknas 2016, simulator pesawat N219 disimulasikan penerbangan sesuai karakteristik N219.
"N219 Saat ini dalam proses sertifikasi. Ditargetkan 2016 terbang perdana, sertifikasi selesai 2017, produksi mulai 2017, dan penyerahan pesawat kepada pemesan mulai 2018," ucapnya.
Thomas berharap proses pengembangan N219 sesuai jadwal sampai layak untuk diproduksi. Saat ini, N219 masih dalam proses sertifikasi landing gear dan sayap (wings).
Pesawat N219 adalah pesawat diperuntukkan untuk 19 penumpang, multifungsi bermesin dua dan untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil. Pesawat ini terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo.
N219 merupakan pengembangan dari NC212 yang sudah diproduksi oleh PT DI di bawah lisensi CASA. Pesawat ini dirancang memiliki kecepatan jelajah maksimum 395 km/ jam dan kecepatan jelajah ekonomis 352 km/jam dengan muatan maksimum 2500 kilogram. N219 dapat lepas landas dalam jarak pendek 500-600 meter.
Simulator pesawat karya anak bangsa N219 diujicobakan dalam peringatan hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-21 di Stadion Manahan, Solo. Ditargetkan, akhir tahun 2016 pesawat tersebut akan diujicobakan.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengapresiasi karya Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan PT Dirgantara Indonesia. Ia berharap pesawat ini bisa segera diproduksi massal.
"Diharapkan pesawat ini tahun 2017 bisa diproduksi massal. Di akhir 2016 baru diuji coba terbang," katanya di sela-sela puncak peringatan Hakteknas di Stadion Manahan, Solo, Rabu (10/8).
Pesawat N219 diperuntukan sebagai segmen penerbangan perintis. Keunggulan lain selain diproduksi anak bangsa, pesawat ini mudah dioperasikan dan harganya lebih terjangkau.
Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, dalam peringatan Hakteknas 2016, simulator pesawat N219 disimulasikan penerbangan sesuai karakteristik N219.
"N219 Saat ini dalam proses sertifikasi. Ditargetkan 2016 terbang perdana, sertifikasi selesai 2017, produksi mulai 2017, dan penyerahan pesawat kepada pemesan mulai 2018," ucapnya.
Thomas berharap proses pengembangan N219 sesuai jadwal sampai layak untuk diproduksi. Saat ini, N219 masih dalam proses sertifikasi landing gear dan sayap (wings).
Pesawat N219 adalah pesawat diperuntukkan untuk 19 penumpang, multifungsi bermesin dua dan untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil. Pesawat ini terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo.
N219 merupakan pengembangan dari NC212 yang sudah diproduksi oleh PT DI di bawah lisensi CASA. Pesawat ini dirancang memiliki kecepatan jelajah maksimum 395 km/ jam dan kecepatan jelajah ekonomis 352 km/jam dengan muatan maksimum 2500 kilogram. N219 dapat lepas landas dalam jarak pendek 500-600 meter.
0 comments: