Dirut BRI Asmawai Syam berharap BRIsat dapat memperluas jangkauan layanan keuangan ke daerah pelosok dan memasok infrastruktur digital agen laku pandai BRI. (Arianespace) ★
Satelit perbankan pertama di dunia milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang diluncurkan beberapa waktu lalu berhasil mencapai orbit di titik koordinat 150,5 Bujur Timur (BT).
Direktur Utama BRI Asmawi Syam menyatakan, satelit milik perseroan yang bernama BRIsat tersebut tengah melanjutkan proses serah terima (hand over) dari pihak Space System/Local (SSL), perusahaan manufaktur BRIsat asal Amerika Serikat. Seperti diketahui, BRIsat dibawa ke orbit menggunakan roket peluncur Ariane 5 dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou.
"Satelit kami sudah di langit Papua, sekarang lagi proses melanjutkan untuk serah terima," ujar Asmawi, Senin (11/7).
Jika serah terima selesai dilakukan, BRI dapat menggunakan 45 transmitter responder (transponder) yang terdapat dalam BRIsat. Transponder sendiri berguna untuk menerima, memperkuat, dan mengirimkan sinyal dalam frekuensi tertentu.
Namun, BRI tidak bisa menggunakan BRIsat begitu saja sebelum satelit tersebut masuk dalam uji kelayakan yang akan dilakukan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
"Kami nanti serahkan Kemenkominfo, yang melakukan uji kelayakan dan siapa yang memerlukan, juga kapasitasnya itu nanti Kemenkominfo," ujarnya.
Asmawi berharap BRIsat ini dapat memperluas jangkauan layanan keuangan ke daerah-daerah pelosok dan memasok infrastruktur digital kepada 59 ribu agen laku pandai BRI.
"Agar yang ada bisa kami manfaatkan sebesar-besarnya, juga untuk kembangkan yang laku pandai juga butuh transponder juga," katanya.
Sebagai informasi, total dana investasi BRIsat sebesar Rp 3,375 triliun. Satelit tersebut resmi meluncur ke orbit pada Minggu pukul 04.39 WIB, atau Sabtu (18/6) pukul 17.30 WIB waktu Kourou, French Guyana, Amerika Selatan. (gen)
Satelit perbankan pertama di dunia milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang diluncurkan beberapa waktu lalu berhasil mencapai orbit di titik koordinat 150,5 Bujur Timur (BT).
Direktur Utama BRI Asmawi Syam menyatakan, satelit milik perseroan yang bernama BRIsat tersebut tengah melanjutkan proses serah terima (hand over) dari pihak Space System/Local (SSL), perusahaan manufaktur BRIsat asal Amerika Serikat. Seperti diketahui, BRIsat dibawa ke orbit menggunakan roket peluncur Ariane 5 dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou.
"Satelit kami sudah di langit Papua, sekarang lagi proses melanjutkan untuk serah terima," ujar Asmawi, Senin (11/7).
Jika serah terima selesai dilakukan, BRI dapat menggunakan 45 transmitter responder (transponder) yang terdapat dalam BRIsat. Transponder sendiri berguna untuk menerima, memperkuat, dan mengirimkan sinyal dalam frekuensi tertentu.
Namun, BRI tidak bisa menggunakan BRIsat begitu saja sebelum satelit tersebut masuk dalam uji kelayakan yang akan dilakukan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
"Kami nanti serahkan Kemenkominfo, yang melakukan uji kelayakan dan siapa yang memerlukan, juga kapasitasnya itu nanti Kemenkominfo," ujarnya.
Asmawi berharap BRIsat ini dapat memperluas jangkauan layanan keuangan ke daerah-daerah pelosok dan memasok infrastruktur digital kepada 59 ribu agen laku pandai BRI.
"Agar yang ada bisa kami manfaatkan sebesar-besarnya, juga untuk kembangkan yang laku pandai juga butuh transponder juga," katanya.
Sebagai informasi, total dana investasi BRIsat sebesar Rp 3,375 triliun. Satelit tersebut resmi meluncur ke orbit pada Minggu pukul 04.39 WIB, atau Sabtu (18/6) pukul 17.30 WIB waktu Kourou, French Guyana, Amerika Selatan. (gen)
★ CNN
0 comments: