Salah satu produk Pindad di ujicoba di Timur Tengah ★
PT Pindad berencana melebarkan sayap bisnis dengan bekerja sama beberapa negara dari Timur Tengah.
Di antaranya kerja sama ekspor kendaraan tempur, senjata, dan amunisi. Untuk itu, Pindad berencana melakukan investasi peralatan tahun ini.
Dirut PT Pindad Persero Silmy Karim mengatakan, senjata buatan Indonesia merupakan salah satu yang terbaik dan diakui dunia. Hasil itu diperoleh saat uji senjata yang dilakukan di Yordania, beberapa waktu lalu.
“Saya dapat surat dari duta besar, statement penguji dari negara Timur Tengah atas produk sniper kami, kualitasnya baik," ujar Silmy sebagaimana dikutip Indopos.
Atas dasar itu, dua investor menyatakan minatnya untuk bekerja sama.
"Ada dua yang berminat. Kami akan pilih satu. Kami buat pabrik di sana. Mereka investasi terus kita kasih license,” ujar Silmy.
Selain merencanakan pembuatan pabrik, PT Pindad juga mengekspor langsung.
“Amunisi fiber besar dan senjata, itu kerja samanya. Kontrak pertama USD 30 juta dari komponen sampai produksi. Tapi yang banyak, kendaraan dan amunisi,” ungkapnya.
Untuk senjata biasa diproduksi sekitar 30- 60 ribu per tahunnya. Bahkan pada 2015 produksi naik sebesar 130 persen. “Komponen kami interchangeable. Produksi komponen jalan terus. SS 1 SS 2 tergantung permintaan nanti berapa,” tandasnya. (ers/nas/JPG)
PT Pindad berencana melebarkan sayap bisnis dengan bekerja sama beberapa negara dari Timur Tengah.
Di antaranya kerja sama ekspor kendaraan tempur, senjata, dan amunisi. Untuk itu, Pindad berencana melakukan investasi peralatan tahun ini.
Dirut PT Pindad Persero Silmy Karim mengatakan, senjata buatan Indonesia merupakan salah satu yang terbaik dan diakui dunia. Hasil itu diperoleh saat uji senjata yang dilakukan di Yordania, beberapa waktu lalu.
“Saya dapat surat dari duta besar, statement penguji dari negara Timur Tengah atas produk sniper kami, kualitasnya baik," ujar Silmy sebagaimana dikutip Indopos.
Atas dasar itu, dua investor menyatakan minatnya untuk bekerja sama.
"Ada dua yang berminat. Kami akan pilih satu. Kami buat pabrik di sana. Mereka investasi terus kita kasih license,” ujar Silmy.
Selain merencanakan pembuatan pabrik, PT Pindad juga mengekspor langsung.
“Amunisi fiber besar dan senjata, itu kerja samanya. Kontrak pertama USD 30 juta dari komponen sampai produksi. Tapi yang banyak, kendaraan dan amunisi,” ungkapnya.
Untuk senjata biasa diproduksi sekitar 30- 60 ribu per tahunnya. Bahkan pada 2015 produksi naik sebesar 130 persen. “Komponen kami interchangeable. Produksi komponen jalan terus. SS 1 SS 2 tergantung permintaan nanti berapa,” tandasnya. (ers/nas/JPG)
0 comments: